UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1, guru adalah guru profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan guru menengah.
Kegiatan mengajar ini bukan hanya guru mentransfer pengetahuan kepada peserta didik tetapi seorang guru harus bisa membimbing, mendidik, mengajar dan melatih peserta didik sesuai dengan karakteristik masing-masing peserta didik. Keterampilan dasar mengajar (teaching Skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efesien dan professional (As. Giloman, 1991).
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu;
Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach).
Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach).
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik.
a. Tujuan keterampilan bertanya
1) Memotivasi peserta didik agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
2) Melatih kemampuan mengutarakan pendapat.
3) Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik.
4) Melatih peserta didik berfikir divergen.
5) Menumbuhkan kebiasaan menghargai pendapat orang lain.
6) Menumbuhkan sikap kreatif pada peserta didik.
7) Mencapai tujuan pembelajaran.
b. Jenis-jenis pertanyaan
1) Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan ditujukan kepada salah satu peserta didik.
2) Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas.
3) Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban.
4) Pertanyaan faKtual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi.
5) Pertanyaan yang diarahkan kembali yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain.
6) Pertanyaan memimpin (leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri.
c. Prinsip-prinsip bertanya
1) Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir kepada peserta didik.
2) Pertanyaan hendaknya singkat jelas dan disusun dengan katakata yang se derhana.
3) Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik.
4) Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random.
5) Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik.
6) Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading qustion.
d. Teknik-teknik dalam bertanya
1) Teknik menunggu.
2) Teknik menguatkan kembali.
3) Teknik menuntun dan menggali.
4) Teknik mengacak.
Saud (2009: 59) mengatakan bahwa keterampilan menjelaskan pembelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya, misalnya antar sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.
Tujuan keterampilan menjelaskan adalah untuk :
1) Membimbing peserta didik memahami materi yang dipelajari.
2) Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah.
3) Memberi balikan kepada peserta didik mengenai tingkat pemahamannya, dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
4) Membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat proses penalaran, serta menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
5) Menolong peserta didik untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar.
Prinsip-prinsip menjelaskan terdiri dari :
1) Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik.
2) Pertanyaan harus diselingi tanya jawab.
3) Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru.
4) Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5) Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik.
6) Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan.
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan
1) Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas.
2) Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu.
3) Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi.
4) Mengadakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan.
Keterampilan menggunakan variasi merupakan keterampilan guru dalam menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan kepada peserta didik agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga peserta didik bergairah dan antusius dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.
Kelompok atau komponen variasi dalam kegiatan belajar
1) Variasi dalam cara mengajar guru, terdiri dari penggunaan variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian peserta didik (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), variasi gerakan badan dan mimik, variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
2) Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Variasi penggunaan alat antara lain adalah variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
3) Variasi pola interaksi dan kegiatan peserta didik. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya.
Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar
1) Menghilangkan kejemuan dalammengikuti proses belajar.
2) Mempertahankan kondisi optimal belajar.
3) Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik.
4) Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.
Jenis-jenis variasi dalam mengajar
1) Variasi dalam penggunaan media.
2) Variasi dalam gaya mengajar.
3) Variasi dalam penggunaan metode.
4) Variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah.
Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran
1) Gunakan variasi dengan wajar jangan dibuat-buat.
2) Perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif.
3) Penggunaan variasi harus direncanakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan karakteristik peserta.
Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan
1) Menimbulkan perhatian peserta didik.
2) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
3) Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi.
4) Merangsang peserta didik berfikir yang baik.
5) Mengembalikan dan mengubah sikap negative peserta dalam belajar kearah perilaku yang mendukung belajar.
Jenis-jenis penguatan
1) Penguatan verbal.
2) Penguatan gestural.
3) Penguatan dengan cara mendekatinya.
4) Penguatan dengan cara sambutan.
5) Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan.
6) Penguatan berupa tanda atau benda.
Prinsip-prinsip penguatan
1) Dilakukan dengan hangat dan semangat.
2) Memberikan kesan positif kepada peserta didik.
3) Berdampak terhadap perilaku positif.
4) Dapat bersifat pribadi atau kelompok.
5) Hindari penggunaan respon negatif.