Parid Abdulloh, M.Pd.
METODE BIMBINGAN KONSELING ISLAMI
1. Metode Keteladanan
Sebagaimana firman Allah berkaitan dengan suri teladan adalah salah satu metode yang harus ditunjukkan oleh konselor sekolah bagaimana semestinya berbuat untuk memberi contoh dan bagaimana semestinya menyampaikan informasi kepada konseli /siswa supaya tidak bertentangan apa yang disampaikan dengan apa yang dilakukan, hal ini terdapat dalam surah al-Ahzab/ 33: 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya:
Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.
2. Metode Penyadaran
Metode penyadaran yang dimaksud adalah sebuah langkah yang dilakukan dalam proses konseling dengan Menggunakan ungkapan-ungkapan nasihat dan juga at-Targhib wat-Tarhib (janji dan ancaman). Penggunaan metode ini sering sekali dipergunakan di dunia pendidikan oleh pendidik dalam memotivasi siswa agar giat dalam belajar dan menggapai prestasi belajar. Bahkan dalam misi ke-Nabian, Rasulullah sering menggunakan metode penyadaran melalui teknik at-Targhib wat-Tarhib untuk mengingatkan ummat dan para Sahabat R.a. Dalam firman Allah banyak sekali contoh-contohya, seperti dalam surah al-Hajj/ 22: 1-2:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْۚ اِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيْمٌ
Artinya:
Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya guncangan hari Kiamat itu adalah sesuatu yang sangat besar.
يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّآ اَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكٰرٰى وَمَا هُمْ بِسُكٰرٰى وَلٰكِنَّ عَذَابَ اللّٰهِ شَدِيْدٌ
Artinya:
Pada hari kamu melihatnya (guncangan itu), semua perempuan yang menyusui melupakan anak yang disusuinya, setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya dan kamu melihat manusia mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk. Akan tetapi, azab Allah itu sangat keras.
3. Metode Penalaran Logis
Metode penalaran logis adalah upaya dialogis yang dilakukan oleh individu dengan akal dan perasaannya sendiri. Pada umumnya, penalaran logis ini disebut juga dengan pendekatan kognitif yang berorientasi pada proses aktif yang melibatkan data inspektif dan introspektik. Menurut Samuel T. Glading, peranan konselor pada pendekatan kognitif untuk membuat pikiran konseli yang terselubung menjadi terbuka. Pikiran-pikiran tertutup konseli banyak disebabkan oleh anggapan/konsep diri konseli yang negatif dalam memandang fakta tentang dirinya dan gambaran luar dari dirinya. Metode penalaran logis dalam Bimbingan Konseling Islami dapat dijumpai dalam Firman Allah surah al-An’am/ 6: 76-78
4. Metode Kisah
Dalam Al-qur‘an sudah banyak kisah-kisah dialog yang dilakukan para Nabi kepada kaumnya kisah-kisah ini dapat dijadikan sebagai metode untuk menjadi contoh penerangan bagi perilaku yang diharapkan mengikuti kehendak Allah dan menghindari dari perilaku yang tidak disukai oleh Allah. Dari keterangan di atas cukup banyak metode yang dapat diterapkan dalam menyelenggarakan Bimbingan Konseling Islami. Dalam Q. S. Yusuf/ 12: 3, disebutkan bahwa kisah-kisah yang diceritakan dalam Al Qur’an ditujukan sebagai media untuk mengingatkan bagi orang yang lalai.
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَۖ وَاِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ
Artinya:
Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu. Sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang-orang yang tidak mengetahui.
Ali Musa Lubis mejelaskan problem solving dapat dilakukan melalui dua tahap:
Tahap wawancara, Pada tahap ini ada enam langkah yang dilakukan seorang konselor kepada klien demi kesuksesan program yang direncanakan, yaitu :
Fokuskan perhatian pada klien sewaktu wawancara (memperhatikan verbal da non verbal)
Berikan semangat dan kesempatan kepada klien untuk berbicara dan menjelaskan persoalan yang sedang dihadapinya
Tumbuhkan semagat percaya diri pada klien, dan yakinkan bahwa setiap persoalan pasti ada jalan keluarnya
Ingat dan catatlah hal-hal penting dari bicara klien
Buatlah pengklasifikasian tentang jenis masalah yang dihadapi klien ( seperti masalah keluarga, sosial, ekonomi, agama, pendidikan, karir dan sebagainya.
Tahap Terapi (rawatan)
Pelajari dengan sungguh latar belakang klien (seperti pendidikan, keadaan ekonomi, lingkungan masyarakat dimana ia lahir, keadaan orang tua dan agamanya) Dalam hal ini setiap konselor harus menilai dan mengevaluasi (assemen) klien
Lakukan pendekatan (communicative approach) dengan berbagai unsur, seperti orang tua, gurunya, dan teman dekatnya
Pilihlah waktu yang tepat untuk melaksanakan rawatan, atau terapi
Mulailah terapi dalam bentuk sederhana dan terbatas
Laksanakan terapi dengan penuh kesungguhan dan ketelitian
Analisis dari setiap aspek atau reaksi yang berkembang. Adakan tindak lanjut (follow –up) dari setiap terapi yang dilaksanakan
Konseling Islami memahami bahwa kehidupan manusia tidak hanya berhenti pada kematian di dunia. Sebaliknya, kematian di dunia merupakan titik awal bagi manusia untuk menjalani kehidupan yang sesungguhnya dan kekal, akhirat. Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam konseling Islami, mengarahkan kepada konseli agar mampu menyeimbangkan dimensi yang ada pada dirinya, material dan spiritual, agar mampu hidup bahagia dunia dan akhirat.