Parid Abdulloh, M.Pd.
Fungsi Bimbingan Konseling Islami
Menurut Tohari Musnamar fungsi konseling Islami tidak berbeda dengan fungsi pendidikan Islam di antaranya adalah:
Fungsi preventif atau pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah pada seseorang,
Fungsi kuratif atau korektif, yakni memecahkan atau menanggulangi masalah yang sedang dihadapi seseorang,
Fungsi preservative, yakni membantu individu agar situasi dan kondisi yang semula baik (terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama, dan
Fungsi developmental atau pengembangan, yakni membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang lebih baik agar tetap baik atau menjadi baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya.
Fungsi konseling Islami menurut Aswadi: Fungsi Pencegahan, Fungsi Pengembangan, Fungsi Penyaluran dan Fungsi perbaikan
Asas-asas Bimbingan Konseling Islami
Menurut Prayitno ada beberapa asas yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Asas kerahasiaan
2. Asas kesukarelaan
3. Asas keterbukaan
4. Asas kekinian
5. Asas kemandirian
6. Asas kedinamisan
7. Asas kenormatifan
8. Asas keahlian
9. Asas alih tangan
Secara lebih sederhana Saiful dalam bukunya Konseling Islami dan Kesehatan Mental mengemukakan 5 asas dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling islam, yaitu:
1. Asas Ketauhidan
2. Asas Amaliah
3. Asas Akhlaq al-Karimah
4. Asas Professional (Keahlian)
5. Asas kerahasiaan
Senada dengan Tohari, Aswadi mengemukakan asas-asas dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam yaitu: Asas Kebahagiaan Dunia dan Akhirat, Asas Fitrah, Asas Lillahi Ta`alah, Asas Bimbingan Seumur Hidup, Asas Keseimbangan Ruhaniyah, Asas Kemaujudan Individu, Asas Sosialitas Manusia, Asas Khalifah, Asas Keselarasan dan Keadilan, Asas Pembinaan Akhlaqul Karimah, Asas Kasih Sayang, Asas Saling Menghargai dan Menghormati, Asas Musyawarah, dan Asas Keahlian.
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling Islami
Menurut Basri dalam Lahmuddin menyebutkan bahwa prinsip-prinsip konseling menurut Islam adalah:
Konseling harus menyadari hakikat manusia, dimana bimbingan atau nasehat merupakan sesuatu yang penting dalam islam.
Konselor sebagai contoh keperibadian, seharusnya dapat memberi kesan yang positif kepada konseli.
Konseling Islam sangat mendukung konsep saling menolong dalam kebaikan.
Konselor haruslah mempunyai latar belakang agama (aqidah, syari’ah, fiqh dan akhlaq) yang kuat.
Konselor haruslah memahami konsep manusia menurut pandangan islam, sehingga ia dapat menyadarkan dan mengembangkan personaliti yang seimbang pada kita.
Pembinaan kerohanian, hendaklah melalui ibadah dan latihan- latihan keagamaan.
Unsur Bimbingan Konseling
1. Konselor
Profesional: Memiliki latar belakang pendidikan dan pelatihan di bidang konseling.
Empati: Mampu merasakan dan memahami perasaan konseli.
Objektif: Tidak memihak dan memberikan pandangan yang netral.
Kredibel: Dipercaya dan dihormati oleh konseli.
Kompeten: Menguasai berbagai teknik dan strategi konseling.
2. Konseli
Individu: Setiap konseli memiliki karakteristik, masalah, dan tujuan yang berbeda-beda.
Aktif: Berperan aktif dalam proses konseling dengan mengungkapkan perasaan dan pikiran.
Motivasi: Memiliki keinginan untuk berubah dan mengatasi masalah.
Terbuka: Bersedia menerima masukan dan umpan balik dari konselor.
3. Tujuan Konseling
Jelas: Tujuan konseling harus dirumuskan secara spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas waktu.
Realitis: Tujuan harus realistis dan sesuai dengan kemampuan konseli.
Disepakati: Tujuan harus disepakati bersama antara konselor dan konseli.
4. Proses Konseling
Tahap Awal: Membangun hubungan saling percaya, mengidentifikasi masalah, dan menetapkan tujuan.
Tahap Tengah: Mengeksplorasi masalah lebih dalam, mencari alternatif solusi, dan mengimplementasikan rencana tindakan.
Tahap Akhir: Evaluasi kemajuan, merangkum pembelajaran, dan membuat rencana tindak lanjut.
5. Teknik Konseling
Beragam: Konselor menggunakan berbagai teknik konseling sesuai dengan kebutuhan konseli, seperti mendengarkan aktif, refleksi, pemberian umpan balik, konfrontasi, dan pemberian tugas.
Fleksibel: Teknik konseling dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berbeda-beda.
6. Suasana Konseling
Aman: Konseli merasa aman dan nyaman untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran.
Konfidensial: Semua informasi yang diungkapkan oleh konseli bersifat rahasia.
Terstruktur: Proses konseling berjalan secara terarah dan sistematis.